Sejarah Islam

Manusia bijak adalah manusia yang mengetahui & belajar dari sejarah

Category Archives: Propaganda Islam

Einstein dan Agama Islam

Eistein beragama Islam

Mullah Iran mengatakan bahwa Einstein berpaling pada Islam dan menjadi pemeluk Islam Syiah

.

Dalam sebuah debat dengan seorang mullah terpelajar dari Iran, penentang saya mengutip sebuah pernyataan yang ia klaim berasal dari Albert Einstein.

“Quran bukanlah sebuah buku Aljabar atau geometri, melainkan sebuah kumpulan aturan-aturan yang membimbing manusia kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang bahkan para filsuf sekalipun tidak sanggup untuk menolaknya.”

Saya melakukan sebuah pencarian dan menemukan bahwa pernyataan di atas dikutip di banyak situs-situs Islam. Namun demikian, pernyataan itu secara menyesatkan dikaitkan dengan Einstein. Padahal pandangan Einstein tentang Tuhan dan agama secara radikal bertentangan dengan Islam. Di bagian berikut ini, ia menjelaskan keyakinannya:

“Kapasitas untuk memahami misteri kehidupan,  meskipun dibarengi oleh ketakutan, juga telah menjadi sebab bangkitnya agama. Untuk mengetahui bahwa apa yang tidak dapat menembus diri kita benar-benar eksis, yang memanifestasikan dirinya sebagai hikmat tertinggi dan keindahan yang bersinar, dimana para pengajar kita yang kurang memiliki ketertarikan hanya bisa memahaminya dalam bentuknya yang paling primitif – pengetahuan ini, perasaan ini, ada di pusat religiositas yang benar, dan hanya pada perasaan ini saja aku menjadi bagian dari orang-orang religius yang saleh. Aku tidak bisa membayangkan satu sosok Tuhan yang memberikan upah dan menghukum obyek-obyek yang Ia sendiri ciptakan, yang mana tujuan-tujuan mereka adalah untuk menjadi model dari apa yang mereka miliki – satu sosok Tuhan yang hanya merupakan refleksi dari kelemahan manusia. Aku pun tidak bisa mempercayai bahwa ada individu yang bisa menyelamatkan tubuhnya yang mati, meskipun jiwa-jiwa yang telah kehilangan kekuatannya mempunyai pemikiran seperti itu melalui ketakutan atas kebodohan yang menyerap diri mereka sendiri”

Di sini jelas bahwa Einstein tidak mempercayai satu sosok Tuhan yang personal, yang memberikan upah dan menjatuhkan hukuman, seperti ia sendiri pun tidak mempercayai hidup sesudah mati. Konsep-konsep ini adalah hal yang fundamental bagi Islam. Tanpa satu sosok Tuhan yang personal, dan tanpa Hari Penghakiman, maka sebuah firdaus yang penuh dengan hawa nafsu dan sebuah neraka Islam yang penuh dengan siksaan, menjadi tidak berarti.

Secara keseluruhan, Islam didasarkan pada ketakutan. Tak ada kata yang lebih sering diulang dalam Quran daripada kata “neraka” dan “Hari Penghakiman”. Saya telah berdebat dengan ribuan orang-orang Muslim, banyak dari mereka yang sangat terdidik, tetapi banyak juga yang tidak. Nada dari perdebatan-perdebatan ini selalu tentang penghukuman Tuhan yang tengah menanti saya. Ketakutan inilah yang telah melumpuhkan orang-orang Muslim dan menyebabkan mereka hidup tanpa harapan. Selama ketakutan ini tetap ada, mereka tidak akan pernah bisa meragukan Islam dan tidak akan sanggup membebaskan diri mereka sendiri dari cengkeramannya.

Einstein percaya bahwa agama adalah produk dari kebodohan dan ketakutan. Komentar-komentar mengenai Islam secara menyesatkan dikaitkan dengan dirinya. Tetapi hal itu sama sekali tidak mengejutkanku. Hampir semua hal yang dikatakan oleh orang-orang Muslim adalah kebohongan. Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa seseorang tidak dapat menemukan satu pun kebenaran di dalam agama ini.

Gustav Le Bon

Hal yang mengejutkan saya adalah bahwa Mullah yang berpengetahuan luas ini, dalam pesan yang ia sampaikan sebelumnya pada saya, telah memposkan sebuah daftar panjang dari semua kutipan yang berasal dari beberapa orang anti-Semit seperti Gustav Le Bon dan lainnya; yang melukiskan bahwa orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang paling jahat dan licik dari semua bangsa yang ada dalam dunia, dan dengan demikian men-dehumanismereka dan menyebut mereka sebagai keturunan Setan. Teori-teori Le Bon mengenai ras dan manusia sangat mempengaruhi Hitler dalam tulisannya Mein Kampf, dan disebutkan bahwa Mussolini menyimpan buku Le Bon di samping tempat tidurnya.

Orang yang terdidik ini percaya bahwa Allah telah merubah orang-orang Yahudi menjadi babi-babi dan monyet-monyet. Sungguh menakjubkan melihat apa yang telah dilakukan oleh Islam kepada otak manusia. Dan ketika aku telah membuktikan bahwa dia itu salah, mengingatkannya akan begitu banyak hal-hal besar yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi bagi umat manusia, maka ia berkata, “aha! Sekarang kami tahu bahwa engkau adalah seorang Yahudi.” Meskipun demikian, dari semua orang, ia memilih Albert Eistein, seorang Yahudi, dan secara menyesatkan mengkaitkan kata-kata pujian terhadap Islam itu kepadanya.

Jika Einstein secara rasial inferior, sebagaimana yang dikatakan oleh Le Bon, dan juga sebagaimana yang dikatakan oleh Quran, mengapa mengutipnya? Jika sebagai seorang Yahudi, dia itu sama sekali tidak ada harganya, mengapa pandangannya mengenai Islam dianggap sebagai hal yang penting? Kebodohan pemikiran orang-orang Muslim tak pernah berhenti membuatku takjub.

Untuk bisa sepenuhnya memahami pemikiran delusional dari orang-orang Muslim ini, saya ingin menginformasikan pada para pembaca bahwa para mullah di Iran mengklaim bahwa Einstein telah menjadi pemeluk Islam Syiah. Pemerintah yang mengontrol situsSobheSadegh.ir mengatakan bahwa menurut seorang ulama yang tidak diketahui namanya, dan yang telah menyampaikan sebuah kotbah di sebuah mesjid di Teheran, ahli fisika nuklir Albert Einstein, dikatakan (tanpa bukti) telah menjadi seorang pemeluk Islam Syiah melalui usaha yang dilakukan oleh Ayatollah Agung Boroujerdi, yang juga telah mendesak Einstein untuk merahasiakan perpalingannya pada Islam, supaya ia tidak dibunuh.

Namun demikian, jauh dari berpaling menjadi seorang pemeluk Islam atau memuji agama ini, sebagai seorang Yahudi, Einstein memiliki pandangan yang berbeda mengenai Yesus. Di bawah ini adalah sebuah klip wawancara dari the Saturday Evening Post, October 26, 1929:

T: “Sejauh mana engkau dipengaruhi oleh Kekristenan?”

Sebagai seorang anak, aku menerima instruksi baik dari Alkitab dan juga dari Talmud. Aku adalah seorang Yahudi, tetapi aku pun adalah seorang yang sangat tertarik dengan figur yang penuh kemuliaan dari orang Nazareth itu (Yesus).

T : Apakah kau sudah membaca buku Emil Ludwig mengenai Yesus?

Buku Emil Ludwig mengenai Yesus kurang dalam. Yesus terlalu kolosal bagi pena seorang penulis buku. Tak ada seorang pun yang bisa menghilangkan Kekristenan dengan sebuah kata-kata yang indah.

T: Apakah engkau menerima eksistensi Yesus sebagai sebuah peristiwa yang historis?

Itu tidak perlu lagi dipertanyakan! Tak seorang pun dapat membaca Injil tanpa merasakan kehadiran Yesus yang sebenarnya. PersonalitasNya menyebar di setiap kata. Tak ada kisah mitos yang bisa diisi dengan kehidupan seperti itu.”

T: “Ludwig Lewisohn, dalam salah satu bukunya yang terakhir, mengklaim bahwa banyak dari ucapan-ucapan Yesus merupakan pengulangan dari apa yang pernah dikatakan oleh nabi-nabi lainnya.”

Jawab Einstein,”Tak seorang pun bisa menyangkali fakta bahwa Yesus benar-benar eksis, juga tak ada yang dapat membantah bahwa ajaran-ajarannya itu indah. Bahkan meskipun beberapa dari yang Ia ajarkan itu sebelumnya sudah pernah disampaikan oleh orang lain, tak seorang pun yang pernah mengekspresikannya sedemikian ber-otoritas Ilahi sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus.”

Situs-situs Islam ini memposkan beberapa kutipan dari orang-orang terkenal seperti Napoleon Bonaparte, Gandhi, Leo Tolstoy, Bernard Shaw, dan orang-orang lainnya yang memuji Islam. Mengutip pendapat orang-orang terkenal sebagai bukti akan kebenaran sebuah agama adalah sebuah kekeliruan yang logis. Bahkan orang-orang terkenal pun bisa salah, tetapi fakta bahwa tak ada dari orang-orang ini yang merupakan sarjana Islam atau telah membaca kitab suci Muslim atau sejarahnya, menyebabkan pendapat mereka tentang Islam menjadi tak ada nilainya.

Hitler pun memuji-muji Islam. Pendapat Hitler-lah satu-satunya yang perlu kita pertimbangkan secara serius, sebab Hitler memahami Islam dengan sangat baik. Masihkah orang-orang tetap memuji Islam setelah mereka tahu bahwa Muhammad itu adalah seorang perampok, pembunuh massal, pemerkosa dan orang yang mempromosikan perbudakan? Fakta-fakta ini baru menjadi perhatian publik sejak satu dekade yang lalu. Saat aku mulai menulis mengenai hal ini, tak ada yang mempercayaiku. Aku kedengaran bagi mereka seperti seorang gila. Benar-benar tidak masuk akal bagaimana seorang kriminal disembah oleh 1,5 milyar manusia. Tetapi inilah fakta yang dihadapi oleh dunia.

Orang-orang terkenal ini, yang berbicara meninggikan Islam, mengucapkannya dari ketidaktahuan mereka. Dengan memuji Islam menyebabkan orang-orang Muslim menjadi sangat senang. Orang-orang Muslim secara terus-menerus mencari persetujuan dari orang-orang yang berwenang, dan bagi orang yang tidak waspada ini adalah cara yang mudah bagi mereka untuk disukai oleh orang-orang Muslim. Sedihnya, pujian yang mereka berikan menyebabkan orang-orang Muslim menjadi bebal dan menjadikan mereka lebih fanatik, dan sebagai hasilnya menjadikan mereka lebih banyak lagi melakukan kekerasan.

Inti dari pesan Muhammad adalah jihad. Jika anda menyatakan persetujuan anda terhadap Islam, maka anda mensahkan semua ajaran-ajarannya yang jahat, termasuk jihad, dan mendorong terorisme. Jika sekarang kebenaran itu telah disingkapkan, tak seorang pun boleh memuji Islam lagi hanya demi menyenangkan orang-orang Muslim. Kebodohan tak lagi bisa menjadi alasan. Memuji Islam adalah sebuah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Novelis Rusia Leo Tolstoy

Pihak berwenang lainnya yang dikutip oleh orang-orang Muslim adalah Novelis Rusia Leo Tolstoy. Ia diklaim telah mengatakan, “Quran berisi hal-hal yang riil serta prinsip-prinsip yang jelas, dan umat manusia bisa menggunakannya  secara umum.” Meskipun demikian, Tolstoy juga berpendapat bahwa Islam telah dikorupsi dan memuji Bab, Baha-u-llah, dua orang yang merupakan pendiri dari Iman Bahai. Kedua nabi ini ditolak oleh orang-orang Muslim. Beberapa bulan sebelum kematiannya, Tolstoy menulis:

“Aku sudah lama mengenal Babis, dan selalu tertarik dengan ajaran-ajaran mereka. Aku memandang bahwa ajaran-ajaran ini, dan juga semua ajaran religius sosial rasionalistis yang muncul belakangan, keluar dari ajaran asli Brahmanisme, Budhisme, Yudaisme, Kristen dan Islam, yang didistorsi oleh para imam. Agama-agama ini memiliki masa depan yang baik dimana pada suatu hari nanti agama-agama ini tidak akan terpecah-pecah lagi melainkan akan menjadi satu agama bagi seluruh umat manusia.”

Tolstoy juga menyebut gerakan Ahmadiyah di Lahor dan gerakan Mahdi di Afrika dan berkata,



“Kedua ajaran religious ini tidak berisi hal-hal yang baru, juga pandangan mereka tentang manusia serta hubungan di antara manusia juga tidak berubah, sebagaimana yang diajarkan oleh Babiisme. Karena itu dengan segenap hati aku merasa simpati dengan Babiisme sebab ia mengajarkan persaudaraan dan kesetaraan manusia dan bagaimana manusia seharusnya mengorbankan kehidupan material sebagai pelayanan kepada Tuhan.

Ajaran-ajaran Babis yang datang pada kita bersumber dari ajaran-ajaran Bahaullah yang secara bertahap dikembangkan dan sekarang ada di hadapan kita dengan ajaran keagamaan yang paling tinggi dan murni.”


Jadi aku mau bertanya kepada orang-orang Muslim yang mengutip “pihak yang memiliki otoritas” untuk membuktikan bahwa Islam adalah kebenaran, mengapa mereka mengabaikan pihak yang sama yang memiliki otoritas, saat mereka memuji iman-iman yang lain, khususnya iman Babi dan Baha’i, yang oleh Muslim dianggap sebagai bidat? Jika pendapat Tolstoy mengenai Muhammad itu valid, demikian juga pendapatnya mengenai Bab dan Bahaullah.

Bersandar pada “pihak yang punya otoritas” sebagai bukti kebenaran, secara logis adalah sebuah penyesatan. Ini disebut argumentum ad verecundiam. Kebenaran dari sebuah agama hanya bisa ditentukan dengan menganalisa ajaran-ajarannya dan siapa yang menuliskannya. Atau sebagaimana yang dikatakan oleh Yesus, melalui buah-buahnya.

Ketika kita menganalisa Islam, kita menemukannya sebagai agama yang mempromosikan kebencian, sebuah agama yang disebarkan melalui tipu daya, menganjurkan kekerasan dan mendorong perseteruan dan penumpahan darah. Ketika kita mengamati para pengikutnya, kita bisa melihat bahwa mereka mundur ke belakang, suka melakukan kekerasan, bebal dan tidak beradab. Inilah buah-buah pahit yang berasal dari pohon yang ada di neraka.

Einstein adalah seorang Atheis Yahudi dan seorang Zionis. Ia adalah semua hal yang dibenci oleh orang-orang Muslim. Einstein tidak percaya dengan satu sosok Tuhan yang personal. Pemikirannya secara diametris bertentangan dengan Islam. Ia juga tidak menjadi pemeluk Islam dan sama sekali tidak pernah memujinya. Ia memberikan penghormatan yang sangat tinggi kepada Yesus, tetapi bukan kepada Muhammad. Muhammad tidak patut untuk dihormati. Dengan memahami bagaimana Muhammad hidup, dan warisan kehancuran yang ia tinggalkan di belakang, Muhammad layak menerima cemoohan dari kita.

dikutip dari :

Contoh Al-Taqqiya

Contoh Al-Taqiya oleh Islam

Dikutip dari :indonesia faithfreedom


Raja Saudi, Abdullah

Seruan Saudi bagi Dialog Antar Agama sama saja dengan kaum NAZI menyerukan bagi Dialog dengan Yahudi setelah Holocaust : Dalam konferensi tanggal 16 Juli 2008 di Madrid/Spanyol yang disponsori Saudi, raja Abdullah (foto atas) menyerukan agar agama-agama utama dunia “meninggalkan ekstrimisme dan mencari rekonsiliasi”. Faithfreedom]

Kata Raja Abdullah :

“Saya membawa pesan dari Arab Saudi, negara dua mesjid suci. Pesan ini menyatakan Islam sebagaiAGAMA MODERAT DAN TOLERANSI, pesan yg menyerukan bagi adanya dialog konstruktif diantara pengikut semua agama, pesan yg menjanjikan dibukanya halaman baru bagi kemanusian, dimana–insya Allah–pengertian akan menggantikan konflik.”

Ini sebuah lelucon dan sebuah taqqiya yang sama sekali tidak lucu. Bukannya negara Abdullah sendiri yang berada di garis depan mempromosikan ekstrimisme dan intoleransi ? Sampai detik ini, buku-buku sekolah, media dan mesjid Saudi mengkotbahkan kebencian dan kekerasan terhadap pengikut agama lain. Contoh: Lorenzo, seorang buruh Filipina di Saudi, karena mengenakan kalung salib di lehernya DIPENJARA DAN DISIKSA SELAMA ENAM TAHUN. Bulan lalu (Juli 2008) ia dideportasi.

DAN satu bulan kemudian setelah pernyataan raja Saudi itu, lihatlah apa yang terjadi dalam negaranya sendiri. 4 Agustus 2008, Saudi : 15 Kristen yang dituduh beribadah dalam rumah-rumah mereka di kota Taif, dideportasi. Bulan April, rumah mereka dibobrak oleh polisi yang menodong mereka dengan pestol di kepala sambil menuntut melihat paspor mereka. [WorldNetDaily]

Jeff King, presiden International Christian Concern mengatakan,

“Mendeportasi Kristen hanya karena mereka beribadah di rumah-rumah mereka menunjukkan bahwa pidato Abdullah hanya bersifat retorika belaka dan negaranya MEMBOHONGI dunia internasional akan keinginan Saudi bagi perubahan dan rekonsiliasi.

Professor Redondo mengatakan kepada surat kabar Spanyol bahwa ia meragukan pernyataan raja Saudi ini :

Dan tidak lama juga setelah pernyataan raja Abdullah, pada tanggal 1 Agustus 2008, Saleh Bin Humaid, mufti agung Mekah mengatakan setelah solat siang yang disiarkan TV Saudi:

“Para pengikut agama-agama lain akan dikirim ke neraka. Hanya kami, Muslim, diijinkan masuk surga. Saya anjurkan kepada mereka, bergabunglah dengan Islam sebelum terlambat.”

Wanita juga sama sekali dikecualikan dari konferensi tsb. Fatema Mernissi, seorang sosiolog Maroko, berkomentar, “Bagi Saudi, wanita adalah sebab musabab semua dosa dalam masyarakat. Mereka cum obyek sex belaka.” Ia mengutip Quran, “Wanita [Istri-istrimu] adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.(Q 2:223). “Wanita diatur secara hirarkis dan patriarkis. Mereka tidak punya suara dalam urusan agama. Tidak heran mereka tidak diundang dalam konferensi ini.” jelas Mernissi.


Tariq Ramadan

Muslim Swiss paling mengesankan Eropa sekarang adalah Tariq Ramadan. Ia menampilkan diri sebagai ‘Muslim moderat.’ TAPI kakeknya adalah Hassan al Banna, pendiri Muslim Brotherhood [al-ikhwān al-muslimūn] di Mesir dan ayahnya, Said, adalah salah seorang pemimpin MB, yg pandangannya begitu ekstrim sampai Presiden Nasser memenjarakannya. MB adalah pendukung spiritual al-Qa’eda dan Hamas yang bertujuan mengIslamkan seluruh dunia. [[1]][2fb1fbc4e3feb1bf4be133855f8d7f15]

Ramadan dilarang masuk Amerika Serikat karena hubungannya dengan sejumlah kelompok ekstrimis. Kantornya, The Geneva Islamic Centre, memiliki hubungan dengan kelompok teroris Aljazair, FIS (Islamic Salvation Front) dan GIA (Armed Islamic Group). Polisi Spanyol menyebut bahwa Ahmed Brahim, pemimpin al-Qa’eda yang dipenjara di Spanyol sering mengadakan kontak dengan Ramadan, hal yang dibantahnya. TAPI dilain pihak, Ramadan diijinkan bercokol di Inggris, di St Anthony’s College, Oxford, sebagai dosen periset yang sering tampil dlm seminar2 Islam dan bahkan menjadi penasehat pemerintah Inggris untuk menangani ekstrimisme Islam. Ramadan menyampaikan sebuah Islam yang bisa ‘mengakomodasi modernitas dan dunia Barat.’ Caranya begitu karismatik dan trendy, dgn logat Perancis, sampai banyak orang keblinger mendengarnya. Tetapi perhatikanlah baik-baik apa yang TIDAK dikatakannya dan anda akan melihat bahwa ia serigala yang menyamar sebagi domba. Pengakuan dan reputasinya sebagai ‘Muslim reforman’ hanyalah sebuah manipulasi belaka.

Penulis Caroline Fourest menganalisa Tariq dalam bukunya, Brother Tariq: the Doublespeak of Tariq Ramadan. Buku ini menunjukkan bahwa tokoh eksotik berwajah simpatik ini merupakan alat sophisticated utk mempromosikan jihad global [dan yang dimaksudkan BUKAN jihad SPIRITUAL]. Ramadan mengaku “tidak memiliki hubungan fungsional” dgn Muslim Brotherhood. TAPI ia dilatih oleh Yayasan Islam di Leicester, England, institusi kontroversial yang menyebarkan ideologi2 Maulana Maududi dan Syed Qutb yang bertujuan mempromosikan sebuah “ORDE SOSIAL ISLAM di UK”. Ramadan juga berulang-ulang mengatakan bahwa pandangan kakeknya telah “MENGINSPIRASI”nya dan “TIDAK ADA SATUPUN DALAM PANDANGANNYA YANG SAYA TOLAK”.

Nah, apa sih pandangan si kakek, Hassan al-Banna? Ternyata ia tidak saja mempromosikan sebuah Islam yg sangat reaksioner dan opresif. Ia malah merencanakan strategi “penjajahan gradual” – oleh Muslim Brotherhood diseluruh dunia – dan bukan saja atas negara2 yang dulunya pernah menjadi bagian dari kalifat Islam, tetapi bahkan negara-negara MuslimPUN harus diISLAMISASI secara gradual dan diambil alih oleh sebuah pemerintah berdasarkan Syariah. Inilah “pandangan kakeknya yang sama sekali tidak ditolak” Ramadan ? Beda si cucu dengan si kakek hanyalah bahwa si cucu mengembangkan strategi halus dan lebih jitu merayu Barat untuk menerima pola pikir Islamis tanpa menyadari bahaya terselubung yang ada dalam selimut.

Tentang masalah TEROR, ia khususnya sangat licin. Ia mengaku menentang terorisme, ia membantah bahwa kakeknya berkecimpung dalam jihad dengan kekerasan, walau al-Banna secara explisit mendukung jihad bersenjata yg dianggapnya sbg “bentuk perang suci yg paling tinggi dan paling suci.” Ramadan mengatakan bahwa kakeknya membatasi jihadnya pada “pembelaan sah” atau “perlawanan menghadapi ketidakadilan” saja. TAPI disinilah formulasi liciknya ! Ternyata “perlawanan” ini juga mencakup aksi-aksi para suicide bomber di Israel dan Iraq.

Dibelakang bahasanya yang berbunga-bunga ttg reformasi dan toleransi, Ramadan secara konsisten menyebarkan pengaruh intoleransi, kebencian dan kekerasan. Asosiasi pertama yang didirikannya pada tahun 1994, the Muslim Men and Women of Switzerland, mempromosikan konfrontasi dan menimbulkan ketegangan. Ia menulis pendahulan bagi fatwa-fatwa yang dikeluarkan Dewan Eropa bagi Fatwa, yg diketuai Sheik Yusuf al-Qaradawi, yg mengatakan bahwa operasi BOM MANUSIA di Israel dan Iraq adalah sebuah kewajiban agama.

Lewat organisasi ‘the Union of Young Muslims’ di Lyon, ia meradikalisasi ribuan pemuda Muslim Perancis. Th 1993, ia terlibat dalam upaya utk menyensor/menghentikan penampilan sebuah teater Voltaire di Jenewa karena dianggap menghina Islam. Dan yang paling kelihatan adalah ketika ia MENOLAK untuk MENGUTUK HUKUMAN RAJAM BAGI PEZINAH dan hanya menyerukan bagi sebuah moratorium (penundaan sementara) atas praktek barbar ini (di Barat). Siapapun yg menentangnya dikutuknya sbg Islamophobe, Yahudi atau Zionis.

Bukannya menawarkan jalan utk memodernisasi Islam, ia justru mengusulkan utk mengISLAMISASI modernitas. Strategi fundamental Muslim Brotherhood bagi infiltrasi budaya, permusuhan, demoralisasi dan penjajahan, merupakan strategi terorisme. Seperti ditulis Fourest, strategi Ramadan adalah GLOBALISASI ISLAM.

Mei 2003, Pengadilan Banding Lyon memutuskan bahwa bahasa yg dipakai khotib-khotib seperti Ramadan “bisa mempengaruhi Muslim2 muda dan bisa menjadi faktor pembangkit rasa permusuhan dan mengakibatkan mereka melakukan tindakan2 kekerasan”. Dimanapun ia pergi, fan clubnya semakin bertambah dengan jihadi2 muda yang dengan senang hati masuk kedalam jerat-jeratnya. SO, inikah sosok yg di-elu-elukan sebagai ‘Muslim reformis’ ??


Jihadis membeli buku quran

BELANDA/BELGIA: penyebaran Quran palsu [Faithfreedom]

Betapa bodohnya orang-orang Belanda dan Belgia sampai-sampai bisa tertipu dengan penjualan Quran palsu dimana semua bagian yang “menyakitkan” kafir telah diplintir atau dihapus.

“Terjemahan” Quran oleh Kader Abdulah ini mencapai sukses penjualan yang sangat besar. Sejak buku ini terbit 4 minggu yang lalu, penerbit De Geus telah menjual 60.000 eksemplar dari cetakan pertama 75.000 eksemplar. “Cetakan kedua sebanyak 60.000 eksemplar sedang dipersiapkan.” Demikian keterangan pegawai percetak

an hari Selasa yang lalu.

Abdulah mempersembahkan satu eksemplar bukunya (yang dia garap selama lebih dari dua tahun) kepada Ratu Multikultural kita, Beatrix “untuk lebih mempererat hubungan dengan kerajaan”. Terjemahan ini bersama dengan Hadis, dijilid jadi satu dalam penerbitannya. Minggu lalu Qurannya berdiri dalam jajaran teratas penjualan buku terlaris “Top 10”.

Setiap anggota Polisi dari Korps Amsterdam-Amstelland diwajibkan untuk membeli buku ini dan mendapat korting 50% dari pemerintah (baca: dari pembayar pajak). Kepala Polisi berharap dengan dibacanya Quran ini semua anak buahnya mempunyai “pandangan yang lebih dalam” terhadap Islam dan pemeluknya.

Prinsip Al-Taqqiya

Sumber : faithfreedom.frihost.net

Prinsip Al-Taqqiya

Kata “Taqqiya”, berarti “menghindari” atau menjaga dari. Prinsip ini mengajarkan bahwa Muslim diijinkan utk berbohong utk menghindari luka2, kerugian terhdp dirinya atau sesama Muslim. Prinsip ini memberi kebebasan bagi Muslim utk berbohong dalam keadaan yg mereka anggap mengancam nyawa. Mereka dapat menolak agama mereka, selama mereka dalam hati tetap beriman.

Al-Taqqiya didasarkan pada ayat ini:

“Janganlah orang beriman mengambil sbg teman dan pembantu para kafir ketimbang sesama orang
beriman: jika kalian melakukannya, Allah tidak akan memberikanmu bantuan: kecuali dlm hal
pencegahan, agar kau dapat melindungi dirimu dari mereka. Tapi Allah memperingatimu agar hanya
mengingatNya; karena tujuan utama adalah bagi Allah.” Surah 3: 28

Jadi, Muslim boleh berpura-pura baik dengan Kafir dan berpura-pura sebagai kafir utk menghindari kerugian. Berdasarkan konsep taqqiya, adalah SAH bagi Muslim untuk berlaku bertentangan dengan agama mereka, misalnya:

  1.   Meminum anggur, melupakan sholat dan puasa selama Ramadan.
  2.   Menyatakan ketidakpercayaan kpd Allah.
  3.   Bersujud kpd dewa selain Allah.
  4.   Mengucapkan sumpah setia.

sumber :
Dampak Al-Taqqiya

Jadi hati-hati kalau Muslim nampak jujur dan baik hati. Kenyataannya hati mereka memiliki agenda bertentangan.

Dalam hal politik internasional, pertanyaannya adalah: Bisakah negara-negara Muslim dipercaya utk mematuhi perjanjian2 yg mereka sepakati dgn negara2 non-Muslim? Praktek menunjukkan bahwa saat Muslim masih lemah, mereka menyepakati apapun. Begitu mereka kuat, mereka akan membatalkan segala perjanjian/sumpah yg pernah mereka lakukan.

Aktivis Muslim sudah sering terbukti melakukan taktik penipuan dlm menyebarkan agama Islam dgn memoles arti Islam dan membuatnya nampak menarik bagi pendatang baru. Mereka dgn sengaja menghindar dari ayat2 dan ajaran yang biadab.

Contoh penipuan ini adalah, aktivis Muslim hanya mengutip ayat-ayat Mekah (ayat damai, ketika Muhamad masih lemah) yang memang berbunyi damai dan mengajarkan toleransi. Tetapi mereka tahu penuh bahwa ayat2 ini sudah DI-ABROGASI/DIBATALKAN oleh ayat kemudian setelah ia hijrah dan berkuasa di Medinah. Ayat-ayat ini penuh dgn kecurigaan dan kekejaman terhadap non-Muslim.

Kesimpulan, perlu dimengerti bahwa dalam menghadapi Muslim jangan percaya mentah2 apa yg dikatakannya. Masalahnya adalah bgm kita mengetahui apa yg disimpannya dalam hatinya.

ISLAM PENUH TOLERANSI

ISLAM PENUH TOLERANSI

Faithfreedom

Mitos Tentang Islam

Agama minoritas berkembang dibawah hukum Islam. Muslim diperintahkan utk melindungi dan tidak menyakiti orang2 Yahudi dan orang2 Kristen (kaum Ahlul Kitab)

The Truth: Agama minoritas TIDAK PERNAH berkembang dibawah hukum Islam. Faktanya, selama berabad2 agama minoritas selalu ditekan penganiayaan dan diskriminasi. Banyak dari mereka yg dipaksa murtad dari agama asli mereka dan dipaksa memeluk Islam, yang lainnya hidup sebagai masyarakat kelas dua (dhimmi), yang mana harus membayar pajak lebih tinggi dan hrs rela hidup di-diskriminasi.

Ini memang kebohongan yg PALING disukai Muslim utk menarik minat kafir kpd Islam. T A P I apa yg disebut oleh Muslim sebagai “toleransi”, oleh orang lain disebut sebagai “diskriminasi yang dilembagakan”. Begitu Yahudi dan Kristen menjadi dhimmi di bawah hukum Islam, mereka dianggap setuju utk menjadi masayarakat kelas dua yang tidak mempunyai hak dan kebebasan beragama sederajad spt yg dipunyai oleh Muslim. Mereka tidak dapat menunjukkan agama mereka, mereka tidak dapat memperbaiki ataupun membangun rumah ibadah tanpa seijin Muslim.

Sejarah membuktikan bahwa kaum dhimmi harus mengenakan pakaian dan potongan rambut mereka secara berbeda yang menandakan posisi rendah mereka. Mereka tidak mempunyai hak2 hukum yg sama dgn Muslim, bahkan mereka dipaksa utk membayar pajak tambahan khusus (Jizyah). Mereka wajib dibunuh atau merelakan anak mereka diambil Muslim bila mereka tidak mampu memuaskan para penagih pajak.

Selama ratusan tahun, anak2 orang2 Kristen Eropa yg dijajah oleh Islam direbut dan dipaksa utk menjadi Tentara Islam (Jannisaries) dibawah pemerintahan Ottoman Turki.

[Catatan : Baru2 ini-Februari 2008- PM Australia meminta maaf kpd orang Aborigin karena anak2 mereka direbut dan dipaksa berasilimasi dgn orang kulit putih. Jangan harapkan permintaan maaf spt ini dari Muslim !]

Akibat diskriminasi dan status warga kelas dua/kelas tiga, banyak orang yang tidak tahan lalu kemudian memeluk Islam. Toleransi kpd mereka yg bukan “Ahlul Kitab”, seperti orang Hindu dan Ateis, jauh lebih parah lagi. Quran sendiri memerintahkan Muslim utk “berperang di jalan Allah” sampai tidak lagi ada fitnah, yi “agama hanya utk Allah”. Masyarakat yg telah ditaklukkan menghadapi hukuman mati jika mereka tidak shalat dan memberi sedekah (zakat) sesuai dgn tradisi Islam.

Raja2 Islam spt Tamerlane membantai ratusan ribu orang Hindu dan Budha memaksa jutaan orang utk memeluk Islam.

Islam menerapkan standar ganda terhadap agama2 lain. Disatu sisi mereka mengatakan bhw orang dari agama lain dikutuk Allah, tetapi disisi lain mereka membual dgn indahnya toleransi terhadap agama lain. Ada lebih dari 500 ayat didlm Quran yg berbicara ttg kebencian Allah terhadap non-Muslim dan hukuman bagi mereka yg tidak percaya. Sebaliknya ada beberapa ayat yang mengatakan sebaliknya, tetapi jelas sekali bhw kebanyakan ayat2 yang awalnya toleransi pada akhirnya dibatalkan dan diganti dengan ayat2 kekerasan dan kebencian.

Jika toleransi berarti pebantaian massal bagi mereka yg berbeda agama, maka Islam pada umumnya memenuhi standar toleransi. Tetapi jika toleransi berarti membiarkan orang utk bebas memeluk dan menjalankan agamanya, maka Islam secara fundamental adalah agama yang paling tidak toleran yang ada dimuka bumi.

PRAKTEK “TOLERANSI” DALAM ISLAM

‘Jaman Keemasan’ Islam dan Sumbangan bagi Peradaban Dunia

Daftar isi

//

Tokoh-Tokoh Sains Islam

Jaman Keemasan’ Islam dan Sumbangan bagi Peradaban Dunia
Sumber: FaithFreedom.org

Seberapa dalam kepercayaan “muslim-muslim” jenius dari “jaman emas” Islam kpd agama mereka? Tahukah Anda bahwa di jaman mereka itu, mereka semua dicap MURTAD.

Dalam “Jaman Keemasan Islam” ini (abad 8-14), ‘dunia Islam’ paling maju dlm bidang Sains, Teknologi, Pendidikan, Industri, dagang dan lain-lain. Periode ini a.l. menghasilkan jenius-jenius sains, literatur dan filusufi. Namun kebanyakan adalah pendukung Teologi Mu’tazila yg berasal dr abad ke-8 di al-Basrah (atau Basra), kota besar Iraq. Teologi ini dimulai saat Wasil Ibn ‘Atta’ berpisah dari gurunya, al-Hasan al-Basri, akibat cekcok teologi. Jadi, Ibn ‘Atta’ dan pengikutnya dicap “Mu’tazila” yg berarti “deserter of Islam”/”pembangkang Islam”.

Titik utama filosofi Mu’tazila adalah kemauan bebas, rasionalisasi dan pemikiran ilmiah yg merasuk dlm filosofi Yunani dan merupakan ekspansi atas logika dan rasionalisme filosofi Yunani yg dikombinasi dng doktrin2 Islam. Ternyata keduanya menunjukkan bahwa dari akar2nya keduanya sama sekali tidak cocok (inherently incompatible).

Selama periode ini, sejumlah pertanyaan diperdebatkan teolog2 ‘Muslim’ ini, termasuk apakah Qur’an ciptaan manusia atau Tuhan, apakah setan diciptakan Tuhan, masalah nasib yg sudah ditentukan dari atas (predestination) vs. kemauan bebas, apakah atribut2 Allah dlm Qur’an ditafsirkan secara alegoris atau secara literal, dan apakah Muslim2 yg berdosa akan ke neraka.

Ideologi Mu’tazila percaya bahwa Quran diciptakan Muhammad dan BUKAN oleh Allah. Mereka percaya bahwa Muhammad tidak mengadakan pembicaraan langsung dgn Allah. Dan doktrin2 yg dianggap murtad ini oleh Islam, ditentang kalifah Bagdad, Abbasid, Harun al-Rashid (763-809) dan dijadikan kebijakan resmi puteranya, Kalif al-Mamun. Kalif al-Mamun bahkan memberlakukan hukuman, yg disebut dgn Mihna dlm bahasa Arab, yg berarti Penderitaan (833-848) bagi mereka yg memilih ideologi Mu’tazila. Korban Mihna paling terkenal adalah Ahmad Ibn Hanbal yg dipenjara dan disiksa dan hakim Ahmad Ibn Nasr al-Khuza’i yg dihukum salib.

Sistim kepercayaan Mu’tazila dipromosikan secara aktif oleh kalifah Islam dan populer diantara kaum elite sementara gagal menarik perhatian massa yang buta huruf. Dilain pihak, Muslim2 yg pro-Quran dogmatik, berupaya sekuat mungkin utk menahan kepercayaan Mu’tazila dan periode ini mencatat nama2 para kolektor hadis, spt Muslim b. al-Hajjaj (9200 hadis, wafat 875), al-Bukhari (810-870, 7275 hadis), Abu Da’ud (wafat 888) dan Al-Tirmidi (wafat 892) et al.

Berikut ini adalah Tokoh Sains Islam, medis & filosofi yg dibangga-banggakan umat Islam:

Al-Khwarizmi (780 – 850)

Abu Jafar Muhamad ibn Musa al-Khawarizmi (780-850) dikenal sbg pionir matematika yang menerjemahkan prinsip2 Aljabar dari bahasa Arab, memperkenalkan Eropa kepada matematika. Namun sebenarnya, prinsip2 yang digunakannya sudah ada ratusan tahun sebelum ia lahir, termasuk angka 0. Bahkan sekarang, apa yang kami kenal sebagai angka2 dlm bahasa Arab tidak lahir di Arab TETAPI DI INDIA DI JAMAN PRA-ISLAM. Bahkan di Arab Saudi sendiri angka2 ini tidak digunakan.

Memang Al-Khwarizmi sangat berpengaruh, karena kata2 aljabar dan algorithm diambil dari namanya. Karyanya membuka eksplorasi matematik dan sains di EROPA, tetapi MENGAPA TIDAK DALAM DUNIA ISLAM ??? Dengan rumusan matematika, Eropa mencapai kemajuan teknologi hebat. Ini karena Eropa memiliki tradisi intelektualitas panjang yang memungkinkan mereka melakukan inovasi, sementara dunia Islam M A N D E G.

Al-Khwarizmi (yg memperkenalkan konsep 0 kpd orang2 Arab pd thn 810M) mengungkapkan bahwa ia mempelajarinya dari pakar matematika ternama India, Brahmagupta. Brahmagupta, th 628M menulis ttg prinsip2 segi tiga astronomi dlm “Brahma-Sphuta-Siddhanta”) [[1]]

Karya Al Khwarizmi diterjemahkan kedlm bahasa Latin dibawah judul “De Numero Indico” yg berarti Of Indian Numerals (DARI Angka2 India). Terjemahan itu berasal dari abad 12M oleh Adelard yg tinggal di kota bernama Bath di Britain.

Jadi Al Khwarazmi dan Adelard dianggap sbg pionir yg mentransmisikan angka2 India kpd Barat. Kata ‘algorithm’ dlm bahasa Inggris adalah jelmaan nama ‘Khwarazmi’ yg sebenarnya berarti ‘(orang) dari kota Khawarizm’, kota tempat tinggal Al Khwarazmi. Sayang teks asli buku dari India yg dijadikan rujukan Al Khwarazmi hilang. Hanya terjemahannya yg masih ada.

Di bidang matematika, bangsa Arab meminjam begitu banyak dari India sampai bahkan mata pelajaran matematika dlm bahasa Arab disebut dgn nama Hindsa yg berarti ‘dari India’ dan seorang ahli matematika atau engineer dlm bahasa Arab disebut Muhandis yg menggunakan kata asal ‘Hindsa’.

Bahkan orang Eropa jago memanfaatkan karya2 Arab tsb, berbeda dengan orang2 Arab sendiri. Di abad ke 12, semua universitas Eropa mempelajari Aristotel, Avicenna dan Averroes, sementara karya2 mereka tidak diacuhkan dan bahkan tidak diajarkan sama sekali di madrasah2 –yang sampai sekarang hanya mengkonsentrasikan pelajaran pada Quran.

Al-Kindi (801-873)

Thn 830M ia mengritik Muhamad dng mengatakan bahwa ia (Muhammad) hanya tentara bayaran yg tidak pernah melakukan mukjizat, bahwa Quran adalah ‘kumpulan cerita-cerita yg campur aduk dan tidak nyambung, membingungkan, tanpa sistim maupun aturan … dengan satu bagian kalimat mengkontradiksi bagian kalimat lainnya.’

Ia percaya bahwa “[penulisan] sejarah merupakan campur aduk dan pembauran; bukti bahwa tangan-tangan berbeda merubahnya dan mengakibatkan ketidakcocokan, menambah atau mencabut apa yg mereka suka atau tidak suka. Dlm keadaan itukah ‘wahyu diturunkan dari surga?'” (Muir’s edition 1882:18-19,26).

Al-Kindi juga mengutuk JIHAD dan hukum (Islam) tentang wanita. Katanya, tujuan utama Muhammad adalah untuk menyerang suku-suku tetangga, membunuh dan menjarah kekayaan mereka dan menculik wanita-wanita mereka untuk dijadikan gundik” (Muir 1882:49-50)

Utk lebih jelasnya tentang Al Kindi oleh William Muir, silahkan baca :
[AnsweringIslam.org]

Al-Battani (850-929)

Zakariya ar Razi(865-925)

Adalah pemikir bebas terbesar (the greatest freethinker) dalam dunia Islam. Ia adalah salah satu dokter ternama segala jaman. Ia menulis 200 buku tentang macam2 subyek. Ia penulis encyclopaedia terbesar, al Hawi, proyek yang dikerjakannya selama 15 tahun. Ar Razi seorang empiris, yaitu orang yang tidak mengikuti prosedur standar secara dogmatis, malah sebaliknya secara teliti mencatat segala detail kemajuan pasiennya dan efek perawatan terhadap pasiennya. Ia salah satu yang mula2 menuliskan buku2 tentang penyakit menular, seperti cacar air.

Namun hampir semua buku FILOSOFI Ar Razi dihancurkan. Pandangannya tentang agama secara umum dan Islam secara khususnya menjadikannya sasaran kecaman umum dan dituduh menghujad Islam. Hanya bagian kecil dari penolakannya terhadap agama tercatat dalam buku seorang penulis Ismaili. Dan dari sini jelas bahwa pemikir terbesar dari jaman kejayaan Islam sama sekali tidak menaruh simpati Islam. Inilah hasil pemikirannya terhadap agama:

“Pada dasarnya semua orang sederajat dan sama2 memiliki jalur logika yang tidak boleh dikesampingkan guna mengutamakan kepercayaan buta; pemikiran/reason memberikan manusia kemampuan untuk mencapai kebenaran ilmiah. Para nabi – kambing2 berjenggot ini (“these billy goats”) – tidak dapat mengklaim superioritas intelektual maupun spiritual.

Kambing2 berjenggot ini berlagak datang dengan pesan dari Tuhan, sementara memaksakan kehendak mereka terhadap rakyat dan mengharapkan kepatuhan buta.

Mukjizat para nabi adalah bohong, dihasilkan oleh trick2, dan cerita2 mengenai mereka adalah isapan jempol belaka. Kepalsuan mereka jelas terlihat dari fakta bahwa semua pernyataan mereka saling kontradiksi : yang satu menolak apa yang ditegaskan yang lain, sementara sama2 mengaku memiliki kunci kebenaran: Perjanjian Baru mengkontradiksi Torah (Perjanjian Lama) sementara Quran mengkontradiksi Perjanjian Baru.

Quran sendiri adalah campuran mitologi yang absurd dan tidak konsisten, yang, konyolnya, dianggap unik. Padahal bahasa, gaya dan “keindahan”nya adalah jauh dari sempurna. Adat, tradisi dan kemalasan intelektual mengakibatkan orang buta2 mengikuti pemimpin agama mereka. Agama menjadi ujung sebab perang berdarang yang menghancurkan umat manusia. Agama juga memerangi pemikiran filosofi dan riset ilmiah. Apa yang dinamakan kitab SUCI tidak bernilai sama sekali dan menghasilkan lebih banyak penderitaan ketimbang kebaikan. Sementara tulisan yang dihasilkan oleh Plato, Aristotle, Euclid, dan Hippocrates memberi sumbangan yang lebih besar kepada humanitas.

Orang yang menundukkan diri dibawah pemimpin2 agama adalah mereka yang lemah pikiran dan perempuan mereka berlaku seperti anak kecil. Agama membekukan kebenaran dan mengakibatkan permusuhan. Kalau sebuah buku memang mengandung kebenaran maka rumus2 geometri, astronomi, medisin dan logika lebih
pandai menunjukkannya ketimbang Quran.”

Al-Zahrawi (936-1013)

Al-Hasan ibn al-Haytham (965–1039)

merupakan salah seorang ilmuwan paling besar abad pertengahan Islam dan “Optic”-nya mempengaruhi Kepler.

Filologis Perancis, Ernest Renan menulis: “Seorang pengikut Maimonid, si filsuf Yahudi itu, mengatakan bahwa ketika ia di Bagdad utk urusan dagang, buku2 seorang filsuf (yg menginggal th 1214) sedang dibakar disana. Sang pengkotbah, yg melangsungkan eksekusi ini, melempar dlm api, dgn tangannya sendiri, karya2 ttg astronomi milik Ibn al-Haitham, karena teori2nya ttg pembelahan bumi dgn garis2 belahan mengandung lambang2 Atheisme.”

Berkas:Ibn haithem portrait.jpg

Ibn haithem portrait

[Wikipedia]

Al-Biruni (973-1050)

Ibn-Sina (973-1037)

Orang pandai berikutnya dari dunia Islam adalah Abu Ali Sina, Ibnu Sina atau di Barat dikenal sebagai Avicenna. Sumbangan utamanya adalah dibidang sains medis dengan buku terkenalnya al-Qanun, atau dikenal di barat dengan “Canon”. Qanun fi al-Tibb adalah encyclopedia medisin terbesar. Buku ini men-survey keseluruhan pengetahuan medis yg tersedia dari sumber muslim atau sebelumnya. Pendekatan sistimatisnya, penyempurnaan formal dan nilai intrinsiknya, Qanun ini melebihi karya2 Hawi milik Razi, maliki-nya Ali Ibn Abbas dan bahkan karya2 Galen dan tidak tersaingi selama 6 abad”.

Buku ini diajarkan sebagai buku referensi mahasiswa Kedokteran Universitas Bologna sampai abad ke 17. Filosofi Avicenna didasarkan pada kombinasi ajaran Aristotel dan Neo-Plato. Bertentangan dengan pemikiran ortodoks Islam, Avicenna menyanggah adanya kehidupan setelah kematian, bahwa Tuhan tidak interes terhadap manusia dan penciptaan dunia oleh Tuhan. Karena pandangannya ini, Avicenna menjadi target utama filsuf Islam al-Ghazali (lihat bawah nanti) dan dicap sebagai murtad.

Trio ilmuwan Persia penting: al-Kindi, al-Farabi & Avicenna, mengkombinasi ajaran Aristotel dan Plato dgn ide2 dr Islam. Mereka sangat dipengaruhi warisan filosofi Yunani Bagdad yg selamat dari invasi Arab, khususnya tulisan Aristotle.

TAPI Farabi menerima pandangan — yg sangat bersifat anti Islam — bahwa logika adalah lebih tinggi ketimbang wahyu ilahi (reason is superior to revelation).

Ia melihat agama sbg lambang pencapaian kebenaran, dan spt Plato, menganggap kewajiban filosof adalah utk memberi pengarahan kpd negara. Ia sering secara rasional mempertanyakan otoritas Quran dan menolak konsep ‘predestination’, bahwa nasib kita sudah ditentukan dari Atas. Ia menulis lebih dari 100 buku, yg paling penting: “The Ideas of the Citizens of the Virtuous City “ (Pemikiran2 Warga2 Kota Bijaksana). Tetapi karya2 unorthodox ini tidak merupakan milik Islam, spt juga Voltaire tidak merupakan milik agama Kristen. Farabi kebetulan berada dlm kebudayaan Muslim dan bukannya berkarya KARENA budaya Muslim. Ia malah menantang ortodoksi sampai ke akar2nya.

Lagi2 ia menegaskan pola bahwa Muslim yg paling hebat, baik secara politik ataupun intelektual, adalah Muslim yg tidak menerima Islam secara penuh.

Abdallah al-Ma’arri (973-1057)

Ia dikenal sbg Lucretius dari Timur, juga mengolok agama-agama dalam sajak-sajaknya:

“Hanifs (Muslims) are stumbling, Christians all astray
Jews wildered, Magians far on error’s way.
We mortals are composed of two great schools:
Enlightened knaves or else religious fools…..”

[Para Hanif kepeleset, Kristen semua sesat,
Yahudi bingung, Magian di jalan yang salah
Kami, manusia lemah, terdiri dari dua aliran besar :
orang-orang berilmu atau orang-orang religius tolol]

Omar Khayam (1048-1122)

Dlm sajak berikut ini, penyair, filsuf, astronom dan ahli matematika, Umar Khayam, mengecam Islam dan menunjukkan kekagumannya bagi filosofi Yunani:

If Madrasahs of those drunks
Jika Madrasah orang2 mabuk itu

Became the educational institutes
Menjadi tempat pendidikan

Of teaching philosophy of
mengajarkan filosofi

Epicures, Plato and Aristotle;

If Abode and Mazars of Peer and Dervish
Jika Abodi dan kaum Mazar dari Peer dan Dervish

Is turned into research institutes,
dijadikan institut riset,

If men instead of following blind faith of religion
Jika orang ketimbang memilih agama secara buta

Should have cultivated ethics,
Menggali etika beradab

If the abode of worships were turned into
Jika tempat2 pemujaan dijadikan

Centers of learning of all academic activities,
pusat2 pengajaran semua aktivitas akademis

If instead of studying religion, men
Jika ketimbang belajar agama, orang

Would have devoted to develop mathematics – algebra,
akan mengembangkan matematika, aljabar

If logic of science would have occupied the place of
Jika logika ilmiah menggantikan tempat

Sufism, faith and superstition,
Sufisme, agama dan takhayul,

Religion that divides human beings
Agama yg memecah2kan manusia

Would have replaced by humanism,
akan digantikan dgn humanisme,

Then the world would have turned into haven,
maka dunia akan berubah menjadi surga

The world on the other side then would have extinguished
Dunia dibelahan lain akan mati

The world would then become full of
Dunia akan penuh dengan

Love-affection-freedom-joy,
Cinta-kasih-kebebasan-kebahagiaan

And there is no doubt about it.”
Dan ini tidak diragukan lagi.”

Ibn-Sina juga secara terang2an mengecam semua agama, termasuk Islam, sbg kebohongan. Katanya, “Jenggot2 kambing ini (‘These billy goats’/para nabi) berpura2 datang dari Tuhan sementara mengumbarkan kebohongan mereka dan memaksakan kepatuhan buta massa kpd ‘kata2 atasan'”.

Ibn-Rushdi (1128-1198)

Ia ahli filsuf dan sains yang sangat penting yang di Barat dikenal dengan nama Averroes. Ia hidup di Andalusia dan Marrakesh. Pengaruhnya terhadap pemikiran Eropa sering dilupakan oleh baik orang Arab maupun orang Europa. Namun di abad ke 13 dan 14, pengaruh Averroisme sekuat Marxisme di abad ke 19.

Ibnu Rushdi berfungsi sebagai jembatan antara dunia Arab dan dunia Barat dengan upayanya mengomentari dan menginterpretasi ahli2 filsafat Yunani seperti Aristotle dan Plato dan membuat mereka dimengerti oleh rakyat Arab. Dalam banyak karyanya, ia juga mencoba menjembatani filsafat dengan agama.

Namun para pemimpin agama tidak selalu memuji karya2nya: ia malah dikutuk melakukan bid’ah oleh orthodoxy Kristen, Yahudi dan Islam. Karya2nya sering dilarang dan dibakar.”

Ibnu Rushdie dipanggil ke Marrakesh untuk bekerja sebagai dokter bagi Kalif disana namun segera tidak disukai sang kalif gara2 oposisi para ahli agama terhadap tulisan2nya. Ia dituduh melakukan bid’ah, di-interogasi dan dikucilkan ke Lucena, dekat Cordova. Sang kalif kemudian memerintahkan agar buku2 Rushdie dibakar, kecuali karyanya dibidang kedokteran, arithmetic, dan elementary astronomy.

Namun, setelah di-intervensi sejumlah ilmuwan ternama jamannya, 4 tahun kemudian iapun diampuni dan dipanggil kembali ke Maroko pada tahun 1198; namun ia meninggal pada akhir tahun itu.

Karya² Ibnu Rushdi juga mengundang kekaguman di Eropa, bahkan diantara para ahli agama yang menganggap karyanya sebagai ancaman. Di abad ke 13, Ibnu Rushdi dikutuk oleh uskup-uskup Paris, Oxford dan Canterbury berdasarkan alasan yang mirip dengan alasan para Muslim orthodox di Spanyol.

Konsep Averroisme — yg ditemukan dlm komentar Averroës kpd Aristotle — adalah : Hanya ada satu kebenaran, tetapi ada paling tidak DUA cara utk mencapainya, yi lewat filosofi dan lewat agama. [079]

Gagasan pemisahan filosofi dan agama yg ditemukan dlm Averroisme sangat berpengaruh dlm perkembangan sekularisme modern. Akibatnya, ada yg menganggap Averroes sbg bapak pendiri pemikiran sekularisme di Eropa Barat.

Jalaluddin Rumi (1207-…)

Kesimpulan

Pemikir-pemikir besar yang menjadi teladan jaman keemasan Islam bukanlah muslim. Bahkan mereka sangat kritis terhadap Islam. Anehnya, muslimin yang membuat mereka sengsara semasa hidup mereka tidak malu2 menganggap mereka sebagai bagian dari kultur mereka. Mereka juga tidak malu2 mempergunakan nama mereka untuk memenangkan kredibilitas. Mereka sering berkata “lihatlah para pemikir hebat yang dihasilkan Islam ini”.

Quran dogmatik atau Islam Sunni pelan2 mendominasi pemikiran Muslim dan sesudah itu IMAM AL GHAZALI, juga kolektor hadis terkenal, menciptakan histeria massa dgn menantang pemikiran rasional kepercayaan Mu’tazila karena tidak dapat membuktikan realitas akan Allah.

Akhirnya, Mu’tazila tidak tahan hantaman muslim-muslim picik. Pada abad ke 13, gerakan Mu’tazila mati dan dengan ini pula berakhirnya Jaman Emas Islam.

Jadi, masa Jaman Emas Islam adalah periode yang dikarakterisasi oleh perkembangan teologi Mu’tazila
yang ANTI ISLAM dan Rasionalisme Yunani masa pra-Kristen. Semua muslim yang dikatakan memperkaya sains, matematika, medisin, filosofi dan pemikiran rasional (pada Jaman Emas Islam) adalah anggota aliran Mu’tazila yang TIDAK Islamiyah, tidak seperti pakar-pakar Islam Sunni seperti al-Bukhari, Abu Daud dan Imam Ghazali et al., dari aliran Islam murni.

Oleh karena itu, sangat memalukan pernyataan bahwa jaman emas kemajuan dan kemakmuran dlm dunia Islam dipengaruhi secara positif oleh Islam.

Kalalu kita ingin melihat sumbangan sebenarnya Islam bagi peradaban manusia, kita harus mempelajari ‘prestasi’ Muhammad, Abu Bakar, Hazrat Omar, Usman, Imam Ali dan Abu Hanifa et al. … tokoh-tokoh Islam terbesar. Kita juga harus melihat sumbangan masa pasca-Jaman Emas (pasca abad 13) saat doktrin Islam Sunni kembali berkembang.

Sayangnya, selama periode islam murni ini, sumbangan Islam kpd sains, teknologi, medisin, dsb adalah NOL BESAR !!

Tokoh2 seperti Muslim b. al-Hajjaj, al-Bukhari, Abu Da’ud, Al-Tirmidi dan Imam Ghazali etc. … para kolektor hadis terkenal tidak membawa sumbangan apapun, kecuali mengkodifikasi Shariah yg mengakibatkan pelanggaran HAM, harga diri, degradasi kebebasan individual dan keadilan dlm dunia Islam sekarang.

Lihat saja ratio pemenang hadiah Nobel antara Muslim dan Yahudi adalah 1:100. Perbedaan besar ini disebabkan karena agama2 Kristen dan yahudi berhasil melangkahi kepercayaan picik dan dogmatik shg mereka bisa menjadi lebih kreatif.

IMAM GHAZALI, SANG PEMBUNUH SAINS

Jadi, mengapa dulunya FILOSOFI tidak diajarkan pada madrasah2 ?

Ini gara2 seorang Sufi, [[ABU HAMID AL-GHAZALI] (1058-1128). Walaupun ia seroang pemikir ternama, ia juga penentang pemikiran bebas yang pada umumnya membuat mandeg filosofi Islam dan pemikiran sains.

Dalam bukunya INCOHERENCE OF PHILOSOPHERS,ia menuduh Avicenna dan Al-Farabi menantang prinsip2 agama. Ia juga melemparkan pertanyaan retorik tentang para filsuf:

“Apakah anda mengatakan bahwa mereka adalah kafir dan bahwa pembunuhan terhadap mereka adalah
wajib ? Menyatakan mereka kafir penting karena 3 hal : ajaran mereka bahwa dunia eksis secara
eksternal, bahwa Allah tidak mengetahui beberapa hal dan bahwa tidak ada kebangkitan kembali
secara badaniah. Jadi, menurut prinisp2 ajaran Islam, PEMBUNUHAN MEREKA ADALAH WAJIB.”

Beginilah caranya mendukung tradisi filsafat yang sehat ?
Averroes, menjawab Ghazali dalam bukunya INCOHERENCE OF THE INCOHERENCE dgn menyatakan bahwa para filsuf tidak perlu tunduk pada pakar agama. Namun akibat jeleknya sudah terasa. Jaman Keemasan Filsafat Islam (kalau memang pernah ada), hancur sudah.

Diseluruh dunia Islam berlaku asumsi bahwa Quran adalah buku sempurna dan tidak diperlukan buku lain lagi. Muslim tidak merasa memerlukan pengetahuan dari sumber lain–APALAGI DARI KAFIR.

ALLAH KILLS SCIENCE

Namun pukulan paling keras melawan sains dan filsafat dalam Islam datang dari Quran sendiri. Quran menggambarkan Allah sebagai penguasa absolut. Berbeda dengan kaum Yahudi dan Kristen yang percaya bahwa Tuhan bersifat maha baik dan menciptakan dunia menurut hukum rasional yang terbuka bagi manusia untuk diselidiki, sehingga mendorong penyelidikan sains.

Ghazali menganggap bahwa adanya hukum2 alam selain hukum Allah adalah penghinaan terhadap Allah dan bantahan atas kuasa Allah. Untuk mengatakan bahwa alam semesta diciptakanNya menurut prinsip2 rasional merupakan pembatasan atas kekuasaanNya. KemauanNya-lah yang mengawasi kita semua, dan itu tidak bisa dijadikan bahan penyelidikan manusia.

Jadi sains modern berkembang di Kristen Eropa dan bukan dalam Darul Islam. Di dunia Islam, ALLAH malah sibuk mengKILLING SCIENCE.

Namun Ada Juga Manfaat Islam Dalam Sains

Penemuan kawasan dunia baru oleh orang Eropa yang mengakibatkan jaman Renaissance di Eropa.

Pada tahun 1492, Columbus menemukan Amerika secara kebetulan. Ia tadinya ingin berlayar ke Asia. Ia menyangka Amerika adalah India. Kenapa ia ingin mencari jalan ke Asia ? Karena jatuhnya kota Kristen Byzantine, Konstantinopel (Turki sekarang) di tangan Muslim pada tahun 1453 yang menutup jalur perdagangan Eropa ke Timur.

Ini merugikan pedagang2 Eropa yang sampai saat itu berhasil berlayar ke Asia melalui selat Konstantinopel untuk mendapatkan rempah2. Oleh karena itulah Columbus berlayar ujntuk mencari jalur perdagangan baru sambil menghindari jalur perdagangan yang disabet Muslim2 di Turki ini.

Nah, aksi Muslim di Turki itu malah akhirnya membuka Amerika bagi Eropa !!

Juga dengan jatuhnya Konstantinopel, matinya kekuasaan Byzantine dan kebiadaban muslim di Turki ini mengakibatkan emigrasi kaum intelektual Yunani besar2an ke Eropa Barat sehingga universitas2 Eropa penuh dengan para pakar Plato, Aristotle dsb. Ini mengakibatkan luapan kekayaan filsafat dan literatur klasik di Eropa dan perkembangan intelektual dan budaya yang belum pernah disaksikan dunia (dan mugkin tidak akan pernah terulang lagi).

Mungkin inilah bentuk sumbangan muslim kepada dunia Barat. Tetapi lebih dari, itu seni Islam hanya terbatas pada kaligrafi, buku2 filsafat macam Ghazali dan musik Qasidah yang menyedihkan.

Download Faithfreedompedia versi offline (17.7MB):

//

Islam dan Piagam PBB tentang Hak Azasi Manusia

联合国 / Nations Unies / Объединённые Нации /  امم متحدة/ Naciones Unidas / Perserikatan Bangsa-Bangsa

United Nations
Bendera PBB
(Bendera PBB)
Bahasa resmi Inggris, Mandarin, Perancis, Rusia, Arab, Spanyol
Sekretaris-Jendral Ban Ki-moon (sejak 2006)
Didirikan 24 Oktober 1945
Jumlah anggota 192
Markas New York City, NY, Amerika Serikat
Situs resmi http://www.un.org/

Sumber: FaithFreedom Indonesia

Daftar isi
Islam kompatibel dgn Demokrasi & HAM ?

” Islam tidak pernah menyukai tendensi demokratik…” Snouck Hurgronje

” Sistim Demokrasi yg dominant di dunia tidak sesuai bagi bangsa2 di wilayah kami. Sistim pemilihan bebas tidak cocok bagi negara kami” Raja Saudi, Fahd

Hak Azasi Manusia (HAM) dan Islam

Mari kita baca Piagam PBB ttg HAM thn 1948 www.un.org dan bandingkan dgn hukum dan doktrin Islam.

Pasal 1 ” Setiap manusia dilahirkan bebas dan sederajad dlm kehormatan dan hak2nya. Mereka diberikan logika & kesadaran dan harus memperlakukan masing2 dlm semangat persaudaraan.”

Pasal 2 ” Setiap orang berhak atas hak2 dan kebebasan yg dicantumkan dalam Piagam ini, tanpa pembedaan macam apapun, spt jenis bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik, kedudukan sosial, harta benda, kelahiran maupun status lainnya. “

Pasal 3 ” Setiap orang memiliki hak atas kehidupan, kebebasan dan keamanan diri.”

Pasal 4 “ Tidak ada orang yg akan ditahan dlm perbudakan; perbudakan dan perdagangan budak dlm segala bentuknya akan dilarang. “


Sementara Dalam Islam

1. Berdasarkan hukum Islam, wanita adalah dibawah lelaki; kesaksian mereka di pengadilan adalah setengah dari kesaksian lelaki; kelakuan wanita dibatasi secara ketat, spt mereka tidak dapat menikahi non-Muslim

2. Non – Muslim yg hidup di negara2 Muslim memiliki status inferior (lebih rendah), mereka tidak boleh memberikan kesaksian melawan Muslim. Di Saudi, menurut tradisi Muhamad yg mengatakan “Dua agama tidak dapat eksis di negara Arab”, non-Muslim dilarang mempraktekkan agama, membangun gereja dan memiliki injil dsb.

Kompensasi uang darah di Saudi, tergantung dari AGAMA si korban !

  1. 100.000 riyal jika korbannya adalah lelaki Muslim
  2. 50.000 riyal jika korban adalah wanita Muslim
  3. 50.000 riyal jika korban adalah lelaki Kristen
  4. 25.000 riyal jika korban adalah wanita Kristen
  5. 6.666 riyal jika korban adalah lelaki Hindu
  6. 3.333 riyal jika korban adalah wanita Hindu

3. Atheis, di negara2 Muslim, tidak memiliki hak hidup. Mereka harus dibunuh. Ahli2 hukum Islam membagi dosa atas dosa besar dan dosa kecil. Dari 17 dosa, kekafiran adalah dosa paling besar, lebih jahat dari pembunuhan, pencurian, zinah dan lain-lain.

4. Perbudakan diakui dlm Quran. Muslim boleh senggama dgn budak2 perempuan mereka (Surah iv.3); mereka boleh mengambil wanita2 menikah kalau mereka budak. (Surah iv.2 ; Surah xvi.77).


Pasal 5 “ Tidak ada orang yang akan dibiarkan menghadapi siksaan, atau hukuman kejam, tidak manusiawi dan perlakuan merendahkan.”


Sementara Dalam Islam

Lihatlah macam hukuman apa yang tersedia bagi mereka yang melanggar Hukum Islam/Syariah : amputasi, penyaliban, perajaman sampai mati, pencambukan, bahkan penjara dan denda akibat hal-hal yang di negara non-Muslim dianggap hal sepele, seperti minum bir, pegangan tangan, bermesraan (sampai batas tertentu) dimuka umum. Setiap Muslim akan bersikeras bahwa hukuman2 itu berasal dari Allah dan oleh karena itu TIDAK boleh dinilai menurut kriteria manusia. Tapi oleh ukuran manusia normal, hukuman-hukuman itu MEMANG BIADAB.


Pasal 6 “Siapapun memiliki hak utk diakui sebagai manusia didepan hukum.”


Sementara Dalam Islam

  1. Dibawah Syariah, prinsip-prinsip keadilan, kebenaran dsb tidak memainkan peranan penting. DlmIslam misalnya, darah kafir harbi = halal, sementara kafir dzimmi harus pilih antar bayar pajak Jizyah, masuk Islam atau mati.
  2. Pembalasan terhadap pembunuhan direstui secara resmi dan uang darah (diya) juga dimungkinkan.
  • Proses hukum dibawah Islam tidak dapat disebut adil, karena hal-hal berikut:

non-Muslim tidak boleh bersaksi melawan Muslim. Contoh, jika seorang Muslim merampok rumah non-Muslim dan tidak ada saksi lain selain si non-Muslim, celakalah ia ! Kesaksian Muslimah hanya diijinkan dalam hal-hal istimewa dan diperlukan jumlah wanita yang dua kali lebih banyak dari jumlah pria.

Pasal 16 membahas hak-hak perkawinan lelaki dan perempuanSeperti yang kami lihat dalam bab tentang Wanita, wanita dibawah Islam tidak memiliki hak-hak sama; mereka tidak bebas menikah sesuai dgn keinginan mereka, dan tidak memiliki hak cerai, atau hak waris yang sama.


Pasal 18 ” Siapapun memiliki hak kemerdekaan berpikir dan menganut kepercayaan; hak ini mencakup kebebasan untuk mengganti* agama atau kepercayaannya dan kebebasan—baik secara seorang diri atau dgn orang lain, secara terbuka atau secara pribadi–utk memanifestasikan agama ataupun kepercayaannya dlm ajaran, praktek dan upacara …”

Sementara Dalam Islam

Dalam Islam, Muslim tidak memiliki hak untuk MURTAD. Ancaman hukuman (maksimal) : MATI !

Ini yg dikatakan komentator Islam ternama, Baydawi (w.1291):

"Siapapun yg membelakangi agamanya, secara terbuka atau secara rahasia, BUNUH DIA dimanapun mereka
kau temukan, spt kafir lainnya. Pisahkan dirimu dari dirinya secara sepenuhnya. Jangan menerima
permohonannya dlm hal ini."

Pasal 19 ” Siapapun berhak atas kemerdekaan berpendapat dan berekspresi; hak ini mencakup kebebasan untuk menyuarakan pendapat tanpa gangguan dan mencari, menerima dan membagikan informasi dan ide lewat media apapun terlepas dari perbatasan Negara.”Komentar:

  • Semakin Islami, semakin besar pelanggaran terhadap Pasal 18 dan 19 PBB. Di Iran, Pakistan dan Saudi, misalnya, hak2 kelompok minoritas Yahudi, Kristen, Baha’i, Ahmadiyah dan Syi’ah dilecehkan.

Kesemua negara membenarkan tindakan mereka berdasarkan Syariah.


Pasal 23.1 “Setiap orang berhak untuk bekerja, bebas untuk memilih pegawai, berhak menciptakan kondisi nyaman dalam pekerjaannya dan terjamin terhadap pengangguran.”


Sementara Dalam Islam

  1. Wanita di bawah hukum Islam tidak bebas untuk memilih pekerjaan mereka. Ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dilarang, bahkan dalam negara-negara yang disebut Islam Liberal. Islam ortodoks melarang para wanita bekerja di luar rumah.
  2. Non-Muslim tidak bebas memilih pekerjaan dinegara Islam, non-Muslim tidak pernah akan diperkenankan membawahi Muslim. Seorang non-Muslim tidak akan pernah diijinkan menjadi presiden/kepala negara sebuah negara Islam.

Diskriminasi Antara Muslim dan Non–Muslim : [[1]]


Pasal 26 Hak Mengenyam Pendidikan
Sementara Dalam Islam

Sekali lagi, ada bidang-bidang sekolah tertentu yang tertutup bagi wanita.

Kesimpulan

Jelas bahwa Muslim sadar bahwa Islam tidak lagi kompatibel dengan Deklarasi HAM 1948. Untuk itu mereka berkumpul di Paris tahun 1981 untuk merumuskan Deklarasi HAM ala Islam yang membuang segala kebebasan yang berkontradiksi dengan hukum Islam. Bahkan lebih buruk lagi adalah kenyataan bahwa dibawah tekanan negara-negara Islam, maka pada bulan November 1981, Deklarasi PBB merevisi Pasal 18* dengan menghapus kata “mengganti” agama menjadi “memiliki” agama (FI, Spring 1984, hal. 22).

Piagam HAM Kairo… menyusul

Download Faithfreedompedia versi offline (17.7MB):

Definisi Kafir

Definisi Kafir – Faithfreedompedia
Kafir berasal dari bahasa Arab yang artinya menutupi sesuatu, atau menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau tidak berterima kasih. Bentuk jamak dari kafir adalah kafirun atau kuffar. Dalam al-Quran, kata kafir dengan berbagai bentuk kata jadinya disebut sebanyak 525 kali.

Kata kafir digunakan dalam Al-Quran berkaitan dengan perbuatan yang berhubungan dengan Tuhan, seperti :

mengingkari nikmat-nikmat Tuhan dan tidak berterima kasih kepada-Nya (QS.16:55, QS. 30:34),
lari dari tanggung jawab (QS.14:22),
menolak hukum Allah (QS. 5;44),
meninggalkan amal soleh yang diperintahkan Allah (QS. 30:44).

Namun yang paling dominan, kata kafir digunakan dalam al-Quran adalah kata kafir yang mempunyai arti pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah Swt dan Rasul-RasulNya, khususnya nabi Muhammad dan ajaran-ajaran yang dibawanya.

Ditinjau dari segi bahasa, kata kafir tidak selamanya berarti non-muslim, karena ada penggunaan kata kafir atau pecahan dari kata kafir seperti kufur, yang bermakna inkar saja, tidak sampai mengeluarkan seseorang dari keislaman. Contohnya kufur nikmat, yaitu orang yang tidak pandai/mensyukuri nikmat Tuhan, atau dalam istilah lain disebut sebagai kufrun duna kufrin (kekufuran yang tidak sampai membawa pelakunya kafir/keluar dari islam).

Secara istilah, kafir adalah orang yang menentang, menolak, kebenaran dari Allah Swt yang di sampaikan oleh RasulNya. Atau secara singkat kafir adalah kebalikan dari iman. Dilihat dari istilah, bisa dikatakan bahwa kafir sama dengan non-muslim. Yaitu orang yang tidak mengimani Allah dan rasul-rasul-Nya serta ajarannya.

Banyak Muslim yang mengatakan bahwa kata kafir tidak menghina, hanya sekedar bentuk pembedaan dari kaum Muslim. Betulkah ?

Quran 98:6, Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk)
ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Anda tidak merasa terhina dicap sebagai seburuk-buruk mahluk alias mahluk yang paling buruk ? Baca dibawah ini seterusnya.


[Faithfreedom]
Fatwa-fatwa untuk mualaf
Menurut buku diatas, inilah 6 “DOKTRIN” yg perlu dilaksanakan para muallaf (Muslim yg baru masuk Islam)supaya semakin ISLAMI

  1. Penetapan kekufuran Yahudi dan Nashrani serta Bantahan terhadap Orang-Orang yang Berpandangan, “Tidak Boleh Mengkafirkan Mereka” (atau Tidak Boleh Menganggap Mereka Kafir)
  2. Orang kafir bukan saudara bagi orang islam
  3. Sedekah kepada Non-Muslim
  4. Memperingati Hari-Hari Libur Yahudi dan Nashrani Tidak Boleh
  5. Hukum Salam kepada Orang-Orang Kafir
  6. Hukum Bercampur baur dengan Kafir

Cuplikan halaman 101 :
Penetapan kekufuran Yahudi dan Nashrani serta Bantahan terhadap Orang-Orang yang Berpandangan, “Tidak Boleh Mengkafirkan Mereka”

Pertanyaan:

Di salah satu masjid di Eropa, ada salah seorang pemberi nasihat yang memandang bahwa tidak boleh mengkafirkan Yahudi dan Nashrani. Sebagaimana Syaikh ketahui, sebagian besar orang yang mendatangi masjid-masjid di Eropa masih sangat sedikit ilmunya. Maka dikhawatirkan hal semacam ini akan menyebar. Karenanya kami mengharap penjelasan untuk meluruskan masalah ini.

Jawaban:

Saya katakan, “Perkataan yang keluar dari orang semacam ini adalah sesat, dan bahkan bisa menjadi sebab kekafiran.
… Allah menjelaskan dalam ayat-ayat lain secara lebih jelas tentang kekufuran mereka,

"Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga.'" (QS.Al-Maidah:17)
"Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan, "Allah adalah Al-Masih putra Maryam. " (QS.Al- Maidah:73)
"Dilaknat orang-orang kafir dari bani Israil dengan lisan Daud dan putra Maryam." (QS. Al- Maidah: 78}
"Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di Neraka Jahannam.
Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. Al-Bayyinah: 6)

Ayat-ayat dan hadis-hadis dalam masalah ini banyak sekali. Maka barangsiapa yang mengingkari kekufuran Yahudi dan Nashrani, yang tidak mengimani Muhammad & dan mendustakannya, maka ia telah mendustakan Allah. Mendustakan Allah adalah kafir. Barangsiapa yang ragu-ragu akan kekufuran mereka, maka tidak diragukan lagi ia telah kafir. Subhanallah!!

Syaikh Ibnu Utsaimin , Fatawa Islamiyyah, 1/87


Hlm : 118
Orang kafir bukan saudara bagi orang islam

Pertanyaan:

Saya tinggal di suatu daerah yang mayoritas penduduknya adalah saudara-saudara Nashrani. Kami makan dan minum bersama dengan sebagian mereka, maka apakah shalat saya batal? Apakah keberadaan saya bersama mereka dilarang?

Jawaban:

Sebelum menjawab pertanyaan anda, saya ingin menyebutkan satu peringatan dan saya berharap apa yang keluar dari lisan anda tidaklah disengaja, yaitu ketika anda berkata, “Saya tinggal bersama saudara-saudara Nashrani.” Karena tidak ada persaudaraan antara kaum muslimin dan kaum Nashrani selamanya. Persaudaraan adalah karena iman.

Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Jika kekerabatan nasab menjadi hilang karena perbedaan agama, bagaimana mungkin anda menetapkan persaudaraan dengan orang-orang yang berlainan agama dan tidak ada hubungan famili?

Tidak ada persaudaraan antara mukmin dan kafir, selamanya. Wajib bagi mukmin untuk tidak menjadikan orang kafir sebagai teman setia.

Allah berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-
teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih
sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu." (QS. Al-
Mumtahanah:1)

Siapakah musuh-musuh Allah? Musuh-musuh Allah adalah orang-orang kafir. Allah berfirman,

"Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 98) 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS.Al-
Maidah:51)

Tidak halal bagi seorang muslim untuk mensifati orang kafir- apapun jenis kekufurannya; Nashrani, Yahudi, Majusi ataupun ateis- dengan sifat “saudara”, selamanya. Hati-hatilah dengan ungkapan seperti ini, wahai saudaraku!!!

Adapun jawaban tentang pertanyaan anda, maka saya katakan bahwa seyogyanya anda menjauh dari bercampur baur dengan non muslim, Karena bercampur baur dengan mereka akan meng-hilangkan semangat keagamaan dari dalam diri anda dan mungkin bisa menyebabkan anda mencintai mereka.


Pertanyaan :

Salah seorang nasrani tingal bersamaku dan berkata “Wahai saudaraku,kita adalah bersaudara.” Dia makan dan minum bersama kami, maka apakah sikap ini dibolehkan atau tidak?

Jawaban:

Orang kafir bukanlah saudara bagi orang Islam. Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)

Nabi bersabda, “Orang Islam adalah saudara bagi orang Islam lainnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Orang kafir -Yahudi, Nashrani, Majusi, Komunis dan yang lainnya- bukanlah saudara bagi orang Islam. Karena itu tidak boleh menjadikannya sebagai teman atau sahabat. Tetapi jika makan bersamanya kadang-kadang dengan tidak menjadikannya teman atau sahabat, seperti di resepsi umum, maka hal itu tidaklah mengapa. Namun jika sampai menjadikannya sahabat, teman duduk atau teman makan, maka hal ini tidak boleh. Karena Allah telah memutus perwalian dan persahabatan antara kaum muslimin dan kaum kafirin.

Allah berfirman,

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu
dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara
kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja." (QS.Al-Mumtahanah:4) 

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang 
itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." (QS. Al-

Mujadaiah: 22)

Syaikh Muhammad bin Utsaimin , Fatawa islamiyyah, 1/123


Hlm : 136
Sedekah kepada Non-Muslim

Pertanyaan:

Apakah boleh bersedekah kepada non muslim?

Jawaban:

TIDAK BOLEH memberikan zakat kepada orang kafir. Dan makruh hukumnya memberikan sedekah sunnah kepada non muslim. Karena hal itu akan membantu di dalam kekufuran mereka.

Allah berfirman,

"Dan janganlah kamu saling tolong-menolong di dalam dosa dan permusuhan.'" (QS. Al-Maidah: 2)

Tetapi jika diharapkan ia masuk Islam, maka hal itu dibolehkan, agar lebih memotivasinya masuk Islam. Dan jika dikhawatirkan mati kelaparan bila tidak dibantu, maka boleh menyelamatkannya dari kernatian, sehingga dia mengetahui kebaikan-kebaikan Islam.

Syaikh Abdullah bin Jibrin – hfizhahullah, Fatawa – Islamiyah, 1/125


Hlm : 137
Memperingati Hari-Hari Libur Yahudi dan Nashrani Tidak Boleh

Pertanyaan:

Sebagian kaum muslimin memperingati hari-hari libur Yahudi dan Nashrani. Sehingga ketika tiba hari raya Yahudi dan Nashrani mereka meliburkan sekolah-sekolah Islam karena bertepatan dengan hari raya mereka. Tetapi jika datang hari raya Islam mereka, tidak meliburkan sekolah-sekolah Islam dan mengatakan, “Sesungguhnya memperingati hari-hari libur Yahudi dan Nasrani adalah sebagai upaya agar mereka masuk agama Islam”. Kami mengharapkan penjelasan hukum tsb.

Jawaban:

  1. Yang sunnah adalah menampakkan syiar agama Islam di antara kaum muslimin dan meninggalkan apa yang bertentangan dengan petunjuk Rasulullah . Beliau bersabda, “Wajib atas kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang telah mendapat petunjuk. ” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
  2. Orang Islam tidak boleh bergabung dengan orang-orang kafir di dalam hari-hari raya mereka, tidak boleh menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan dalam kesempatan tersebut, atau meliburkan pekerjaan, baik urusan agama atau dunia. Karena hal itu merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan musuh-musuh Allah yang diharamkan.

Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." (HR. Ahamd dan Abu Daud)

Kami nasihatkan anda untuk merujuk kitab “Iqtidha’us Shirathal Mustaqim” karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Kitab tersebut sangat ber-manfaat dalam penjelasan tentang babini.

Lajnah Da’imah, Fatawa Islamiyah, 1/120


Hlm :130
Hukum Salam kepada Orang-Orang Kafir

Pertanyaan:
Dengan apa kita menjawab orang-orang kafir yang mengucapkan salam kepada kita?

Jawaban:
Rasulullah & bersabda,

"Jangan kalian memulai mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashrani. Apabila kalian bertemu dengan
mereka di jalan, maka desaklah mereka sampai ke tempat yang sempit" (HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Shahih-nya, Rasulullah bersabda,

"Jika ahlul kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah, 'Wa'alaikum'" (Muttafaq Alaih)

Ahlul kitab adalah Yahudi dan Nashrani. Hukum golongan-golongan kafir lainnya dalam perkara ini adalah sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nashrani. Karena tidak adanya dalil tentang golongan-golongan lain, sepanjang yang kami ketahui.

Kita tidak boleh memulai mengucapkan salam kepada orang kafir secara mutlak. Ketika dia mulai mengucapkan salam, maka kita wajib menjawabnya dengan ucapan ‘Wa’alaikum’, sebagaimana perintah Rasulullah.


Hlm :123
Hukum Bercampur baur dengan Orang Kafir

Pertanyaan:

Apa hukum bercampur baur dan bergaul dengan orang-orang kafir dengan ramah dan lemah lembut, karena kita berharap agar dia masuk Islam?

Jawaban:

Tidak diragukan lagi, bahwa seorang muslim wajib membenci musuh-musuh Allah dan berlepas diri dari mereka. Inilah jalan yang ditempuh para Rasul dan pengikut mereka.

Allah berfirman,

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu
dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara
kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja." (QS. Al-Mumtahanah: 4) 

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." (QS. Al-Mujadaiah: 22)

Karena itu, tidaklah halal bagi seorang muslim jika di hatinya terdapat rasa cinta dan kasih sayang kepada musuh-musuh Allah. Mereka adalah musuh Allah di dalam realita.

Allah berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman
setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang;
padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..." (QS. Al-
Mumtahanah: 1)

Adapun jika seorang muslim bergaul dengan mereka secara ramah dan lemah lembut, karena berharap agar mereka masuk Islam dan beriman, maka tidaklah mengapa. Karena hal itu termasuk mendekatkannya kepada Islam. Akan tetapi, apabila tidak bisa diharapkan masuk Islam maka berikanlah hak-hak pergaulan yang menjadi hak mereka.

Masalah ini dibahas secara rinci di dalam kitab-kitab para ulama, terutama di dalam kitab Ahkamu Ahlidz Dzimmah karya Ibnul Qayyim. Syaikh Ibnu Utsaimin, Fatawa Lil Musafirin Wal Mughtaribin
Download Faithfreedompedia versi offline (17.7MB):

Apakah Arti Islam = Damai ?

Islam & Peace

In Semitic languages many words are created by inserting different vowels between the three root consonants, e.g. “iSLaM” and “SaLaM” are two derivations from SLM. Does that mean they are related in meaning also?

In Romanic and Germanic languages it is not so much by vowel changes, but by adding prefix or suffix to the root word [i.e. before or after the root]. For example “love” can be seen as a ‘root word’, which then can be the base for several adjectives, like “loving” and “loveless”, both of which come from the same root “love” but clearly they mean basically the opposite. “Typical” and “atypical” also come from the same root “type” but mean again the very opposite.

Now, English is not the standard to which one has to measure Arabic, but this example has the purpose to make clearer the below article to those who do not speak Arabic. I hope it is helpful. The below is an English translation of the Arabic original.


Bassam Darwich

Muslim propagandists are nowadays making extraordinary efforts to change the image of Islam by reintroducing it to the Western society as a religion that calls for peace and rejects violence. One of the new theories that they are trying to sell is that the name of their religion Islam implies the meaning of ‘Peace’, which in Arabic is Salam. The grounds for their theory is that both words are derived from the same root in the Arabic language!

While it may be possible to deceive those who do not speak Arabic or those who do not know much about Islam, propaganda like this does not fool someone who knows the Arabic language and the teaching of Islam, a religion that was established by violence and still believes in violence as a principal and as a way of life. The relationships between Muslims themselves and between them and all other nations have always been based on terror and still is. Islam and Salam are two incongruous words that share no common ground either in name or in substance.

In order to find the meaning of a certain word in the Arabic dictionary, it is essential to search for the three letter infinitive verb which is called the root. Many words can be derived from the same root, but they don’t necessarily have to have any similarity in their meaning. The word Islam, which means ‘submission’, is derived from the infinitive Salama. So is the word Salam which means ‘peace’ and so is the verb Salima which means ‘to be saved or to escape from danger’. One of the derivations of the
infinitive Salama means ‘the stinging of a snake’ or ‘The tanning of the leather’. Hence, if the word Islam has something to do with the word Salam i.e. ‘Peace’, does that also mean that it must be related to the ‘stinging of the snake’ or ‘tanning the leather’?

Muhammad used to send letters to the kings and leaders of the surrounding countries and tribes, inviting them to surrender to his authority and to believe in  him as the messenger of Allah. He always ended his letters with the following two words: “Aslim, Taslam!”. Although these two words are derived from the same infinitive Salama which is the root of Salam, i.e. ‘Peace’, neither one of them implies the meaning of ‘peace’. The sentence means ‘surrender and you will be safe’, or in other
words, ‘surrender or face death’. So where is the meaning of ‘Peace’ in such a religion that threatens to kill other people if they don’t submit to it?

On the other hand, the Qur’an and other Islamic books like Al-Hadith and Al-Sira, i.e. the life of Muhammad, are full of evidence which proves that had it not been for violence, Islam wouldn’t have existed or wouldn’t have survived until today. A good example to mention would be The Wars Of Al-Riddah, i.e. ‘the wars against the apostates’, that began immediately after the death of  Muhammad. Feeling relieved by the disappearance of the strong fearful leader Muhammad, the tribes which have been forced to embrace Islam, revolted and began, one after another, to renegade and to refuse paying the taxes imposed on them by the Prophet’s government.

In response to the revolution, the first Caliph, Abu-Bakr, ordered his army to fight the apostates. It took him almost two years of fighting to force the tribes back into the fold of Islam. These wars were not ordered only by the first Caliph, but they were also instructed by Allah and his messenger Muhammad. The Qur’an states clearly that those who go back from Islam are to be punished by death: “But if they turn renegades seize them and slay them wherever ye find them and (in any case) take no friends or helpers from their ranks. Al-Nisaa 4:89.” Muhammad also  said, as narrated by Al-Bukhari, “If somebody – a Muslim – discards his religion, kill him.”

The Qur’an not only ordered the killing of those who embraced Islam and afterwards decided to renegade, but also commanded the followers to fight all nations until they either believe in it, pay the Jizya or face death:

“Fight those who believe not in Allah nor the last day,nor hold that forbidden which hath been forbidden by Allah and his apostle nor acknowledge the religion of truthof the people of the Book (the Jews and the Christians)until they pay the Jizya with willing submissionand feel themselves subdued. Surat At-Tauba 9:29”

And in the same Sura, verse 5, the Qur’an also states:

“Fight and slay the pagans wherever ye find them and seize them, beleaguer them, and lie in wait for them in every stratagem …” Now doesn’t the image of Islam as a religion of peace sound, after all, a little bit hard to believe? …


Better educated Muslims agree that

“Islam”  does not mean “peace” but “submission”

Answering Islam Home Page